Kamis, 10 Maret 2011

cinta

                   Entah kebetulan atau tidak, tiba-tiba perhatianku tersita oleh orang siswa yang duduk di bangku depan di sisi kanan paling utara. sepertinya wajah itu pernah akrab dengan mataku. tapi begitu itu tidak terlalu penting. karena aku lebih tertarik dengan gadis yang duduk di sampingnya. dia pendiam manis, dan tentu saja mempesona. sepintas terlintas dalam benakku, mungkin penggagumnya bukanlah orang biasa, melainkan pangeran atau sejenisnya.


              Hari ini adalah hari kedua kegiatan MOS, aku selalu menemani para guru yang mendapat tugas pemberian materi kepada siswa baru. tentu saja itu menjadi kesibukan baruku.
          ''Adi, kesini sebentar?'' seorang guru memanggilku, aku menoleh dan berlari ke arah beliau.
          ''Ada apa, pak?'' tanyaku.
          ''Begini, kebetulan bapak mendapat tugas pemberian materi di kelas 1A. tapi berhubung bapak ada keperluan mendadak, terpaksa bapak tidak bisa masuk ke kelas. jadi bapak minta tolong kepada kamu serta teman-teman OSIS yang lain untuk membimbing adik kelasmu yang baru.''
          ''Materi apa yang harus saya berikan pak?''
          ''Tidak harus materi, permainan atau sebuah cerita juga boleh, masak kamu tidak memiliki sekelimit permainan atau cerita, kamukan ketua ambalan pramuka.''
          ''Ehm......baiklah pak, akan saya coba'' jawabku menyanggupi.
          Aku berserta teman-teman osis yang lain bergegas ke kelas 1A. sesampainya disana, kelas dalam gaduh. baru kami setelah masuk, ke adaan mulai tenang. aku tidak pernah membayangkan berada di depan siswa sebanyak ini., tapi aku berusaha untuk tidak gugup di depan mereka.
          ''Selamat pagi adik-adik?''
          ''Pagi......kak....'' jawab seluruh siswa serempak.
          ''Baiklah adik-adik, kakak disini mendapat tugas untuk menggantikan pak Ending, karena beliau ada keperluan mendadak. sekarang kakak akan memperkenalkan teman-teman kakak yang adad di belakang sana dan yang dad di depan sini. yang di belakang itu kak Aji dan mbak Reni, sedang yang bersama kakak ini mbak Wita. Dan nama kakak sendiri Ahmad Dani Ilham, terserah adik-adik mau manggil apa, tapi teman-teman kakak biasanya memanggil adi''
          ''Nah.....sekarang kalian sudah tahu siapa nama kakak, gantian kalian yang harus memperkenalkan diri. kakak urut dari absen. pertama, ehm......mana yang namanya Nur Azizah?''
          ''Saya kak'' sahut seorang siswi yang duduk di bangku depan.
          ''Sepertinya kita pernah ketemu sebelumnya, apakah adik sebelumnya sekolah di SDN pertiwi ya?
          ''Benar kak'' jawabnya tanpa basa basi. kemudian aku melanjutkan kembali mengapsen satu-persatu. kemudian sebuah nama terakhir aku panggi ''Nurdiana''. aku clingak clinguk dengan kebingunganku mencari sipemlik nama tersebut, hingga mataku tersangkut pada sebuah nama yang mangcung setimggi kepala tapi tanpa suara,
           ''Hei............kok bengung aja, mikiran apaan sih, ntar kerasukan setan baru tau rasa lo'' sentak Wita seraya mengejek, mungkin waktu itu aku emang agak salah tingkah, soalnya siswi yang ku lihat tadi emang bener-bener cantik. hampir saja aku tak bisa mengelak dari wajah anggunnya.

          Beberapa minggu setelah kegiatan MOS berakhir, aku mengaktifkan kembali kegiatan pramuka. kegiatan ekstrakulikuler ini aku adakan setiap jum'at sore. banyak juga siswa baru yang berminta pada kegiatan pramuka ini. sedikit bangga juga sih. tapi perasaanku sedikit kecewa ketika tak kuy dapatkan wajah Diana hari itu.
          ''Ziz, lihat diana nggak?''
          ''Ana nggak bisa datang kak, mungkin dia nggak dikasih izin''
          Aku meninggalkan Azizah dengan perasan kecewa. padahal aku sangat berharap dia akan hadir dalam kegiatan ini, agar aku bisa lebih dekat dengannya. Namun dengan kenyataan yang seperti itu, keinginan itu pun aku pedam dalam-dalam.
          Hari demi hari berlalu tak ada yang dapat menghentikan waktu. begitu pula dengan cintaku yang tak kunjung surut padanya.Hari ini pun tak berbeda, perasaan itu belum hilang juga, meskipun aku mencoba untuk bersikap normal, namun tak bisa kualihkan perasaan ini. Dia telah terlanjur mengakar dalam urat nadiku. mempengaruhi setiap hembusan nafas yang terkadang pelan terkadang cepat. mungkin itu tak lepas dari perhatian yamg ia berikan padaku, aku juga tidak tahu mengapa ia bersikap seperti itu kepadaku, sehingga aku pun banyak berharap kepadanya.
          ''Di......? tunggu sebentar, ada apa yang ingin kubicarakan denganmu'' panggil Wita.
          ''Ini soal dina, Di......
          ''Dina ? emangnya ada apa dengan dina?''
          ''Tau nggak, Diana itu udah punya cowok, dan yang paling aku herankan, gebetannya itu temanmu sendiri, Harbudianto!''

Tidak ada komentar:

Posting Komentar